Kursus Batik, Tambah Ketrampilan dan Lestarikan Budaya

Siapa tak kenal batik. Kerajinan khas Jogja ini memang sudah tidak asing lagi. Dengan mudah kita dapat menemukannya di seantero Jogja. Mulai dari pasar tradisional Beringharjo sampai dengan mall-mall besar Jogja. Ya, batik memang unik. Tak salah bila warisan leluhur ini menjadi primadona di kalangan turis. Banyak orang tertarik untuk membelinya, baik sebagai oleh-oleh maupun untuk koleksi pribadi.

Namun, pernahkah terlintas dalam benak Anda bagaimana cara membuat batik?

Membuat batik memang gampang-gampang susah. Tak perlu keahlian khusus hingga siapapun bisa mencobanya. "Timbulkan niat dan kerahkan kreativitas," ungkap Purnomo pemilik salah satu sanggar batik yang berlokasi di kawasan wisata Tamansari.

Sanggar yang didirikan sejak 1970 ini sudah banyak dikenal oleh turis manca maupun domestik. Berawal dari keinginan pemuda setempat untuk mendapatkan penghasilan, sanggar batik miliknya akhirnya bisa menampung banyak tenaga kerja. "Awalnya kami hanya membuat kaos batik dan baru membuka kursus batik pada tahun 1986. Melalui kursus saya bisa berbagi ilmu sekaligus melestarikan batik," jelas Purnomo yang mengaku sebagai generasi ketiga pemilik sanggar.

Siswa yang belajar membatik berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari turis, pelajar, mahasiswa, hingga ibu rumah tangga. Tujuan mereka juga berbeda-beda. Kalau siswa yang berasal dari kalangan turis biasanya mereka hanya sekedar ingin tahu dan membawa batik sebagai kenangan-kenangan. Waktu kursusnya pun tidak lama, hanya sehari bahkan ada yang tiga jam saja. Lain lagi dengan pelajar atau mahasiswa. Alasan kedatangan mereka ke sanggar batik relatif sama, yaitu sebagai tugas akhir sekolah atau kampus. Kalau yang satu ini cukup lama yaitu sekitar satu minggu. Batik yang mereka buat nantinya akan dipamerkan bahkan ada yang laku terjual. Hmm, serasa menjadi seniman.

Proses pembuatan batik ada yang sederhana dan ada juga yang rumit. Lamanya proses pembuatan tergantung dari ukuran dan komponen warna. Semakin banyak warna yang digunakan akan semakin lama prosesnya. Langkah awal pembuatan batik adalah penggambaran sketsa pada media batik. Kemudian dengan menggunakan canthing sketsa gambar dilapisi dengan malam/lilin yang telah masak. Proses ini diperlukan ketelitian dan kesabaran supaya hasilnya rapi dan bersih. Setelah itu kain yang sudah di-malam masuk proses pewarnaan. Tekniknya beragam seperti teknik celup, teknik usap, dan teknik colet. Selanjutnya adalah proses merebus kain. Langkah ini dilakukan untuk menghilangkan malam. Lalu, kain batik yang telah direbus harus dijemur atau diangin-angin. Tunggu hingga kering dan jadilah kain batik.

Sepertinya tidak susah membuat batik. Biaya yang dikeluarkan untuk kursus pun juga tidak mahal. Hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 50.000,- untuk kursus selama satu hari. Kalau untuk seminggu, ya tinggal kalikan saja. Tapi jangan khawatir, harga tersebut bukan harga pakem, masih bisa ditawar. Apalagi bila datang bersama teman atau keluarga. Sepertinya menyenangkan juga bila belajar membatik beramai-ramai. Tertarik untuk mencoba? Datang saja ke kawasan wisata Tamansari, sanggar-sanggar batik buka setiap hari bahkan ada yang non-stop 24 jam. Yah, hitung-hitung tambah ketrampilan sambil melestarikan warisan para leluhur. (ayu)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...