Life Must Go On

PROLOG :
Perjalanan kehidupan memang penuh misteri. Ada kalanya kita naik ke puncak tertinggi dan menggenggam kebahagian daripadanya. Ada waktunya pula kita merasakan terhempas sakit sesakit- sakitnya seperti baru saja dijatuhkan dari atas langit.

Perjalanan yang penuh liku kadang memaksa kita bertemu dengan pilihan- pilihan yang sulit. Pilihan yang memaksa kita untuk segera memberikan keputusan. Keputusan dari berbagai pilihan yang tak jarang melahirkan keadaan bagai makan buah simalakama, kalau tidak dilakukan, sama saja bunuh diri.

Cinta, perasaan yang turut mewarnai perjalanan kehidupan. Kehadirannya kadang ditunggu dan dinanti, kadang dijauhi dan dibenci. Terlalu banyak definisi yang seakan tak mau kalah dalam berlomba mengartikan CINTA dalam makna yang utuh. Cinta bisa membangun bahkan tak dipungkiri cinta juga bisa menghancurkan. Kompleks, gambaran mengenai apa yang dimaksud dengan terminologi CINTA.

Dua Belas November 2010, 12/11/10, deretan angka cantik ini memposisikan saya dalam keputusan yang lahir dari pilihan- pilihan sulit. Ketika saya harus merelakan cinta yang saya bangun, yang saya eman- eman, tiga tahun sudah kami ada dalam kebersamaan, meskipun kami semakin jarang bersama di akhir dari masa tiga tahun itu. Keadaan yang memaksa saya memutuskan tali kasih ini sesegera mungkin, ya seperti prolog diatas, bagai makan buah simalakama, jika tidak dilakukan, sama saja bunuh diri, jika dilakukan, selamat menikmati buah yang sangat pahit bahkan lebih pahit dari kumpulan pil dan kapsul di gudang apoteker.

Hari ini tepat satu hari si buah simalakama tertelan di tenggorokan saya. Pahit? Itu sudah pasti kawan. Mungkin ini adalah fase dimana saya jatuh terhempas dan berada dititik terendah dalam perjalanan kehidupan saya yang penuh misteri. Ya, seperti roda sepeda, kadang kita diatas, kadang kita dibawah. Semua seperti timeline animasi yang harus dilewati dan dilalui. Waktu tidak bisa diulang dan kita tidak bisa mundur. Semuanya terus berjalan kedepan dan tidak ada satu hal pun yang bisa memaksanya kembali kecuali Tuhan.

Harapan serta asa yang berpendar kini seakan melebur bersama dengan datangnya fajar pagi yang belum letih untuk datang bersinar dan memberi keyakinan atas doa baru tentang harapan baru. Sayangnya saya harus berdiri lagi dan melanjutkan perjalanan berbekal doa baru dan harapan baru itu. Ya, semua pasti sudah direncanakanNya dengan indah. Agar saya mengerti rasanya sakit dan rasanya bahagia. Agar saya berfikir dan semakin dewasa dalam mengenang serta belajar dari masa lalu.


Goodbye love....
but life?
MUST GO ON....


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...